Sebanyak empat pelaku usaha Jawa Timur menandatangani LoI (Letter of Intent) dengan Atase Perdagangan Malaysia dalam rangkaian Festival Ekspor Jawa Timur Tahun 2025 di PT. Terminal Petikemas Surabaya, Rabu (26/11).
Tak tanggung-tanggung, kesepakatan dagang antara pelaku IKM Jatim tersebut mencapai nilai total USD 239,52 juta atau Rp 3,95 Triliun.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa fasilitasi LoI ini adalah wujud komitmen Pemprov Jatim untuk memperluas jejaring pasar di tingkat global.
Tak hanya itu, Gubernur Khofifah juga optimistis bahwa penandatanganan ini akan signifikan meningkatkan neraca perdagangan ke luar negeri.
“Kami optimis LoI bisa menjadi jembatan membangun kepercayaan dan landasan antara kedua negara sehingga kedepannya akan terbuka peluang ekspor yang lebih luas,” tambahnya.
“Peluang ini mencerminkan komitmen bersama sekaligus tahap awal penguatan negosiasi bisnis lintas negara dengan pelaku IKM Jatim. Tentu ini juga berperan meningkatkan pertumbuhan ekonomi bilateral antara Indonesia dan Malaysia,” kata Gubernur Khofifah.
Sebagai rincian, pelaku usaha yang melakukan penandatanganan LoI tersebut adalah Sang Bamboo dengan Cemara Ayu SDN BHD dengan komoditi kerajinan topi & anyaman pandan senilai USD 239,5 juta atau Rp3,9 T.
Kedua, Dona Doni Rattan Gallery dan Cemara Ayu SDN BHD melalui komoditi keranjang handuk senilai USD 2,69 ribu atau Rp44 Juta.
Selanjutnya, lewat komoditi gula aren milik CV. Temon Agro dan Orient Biotech BHD senilai USD 12 ribu atau Rp198 Juta.
Terakhir, PT. Grow Artha Rimpang dan Nad Masroni lewat produk unggulan komoditi minuman seduhan herbal senilai USD 4,7 ribu atau Rp 77,7 Juta.
Lebih lanjut, Khofifah melanjutkan, perbaikan kinerja ekonomi Jawa Timur salah satunya tercermin dari tumbuhnya kinerja ekspor.
Hal ini lantaran Jatim memegang peranan signifikan dalam kinerja ekspor nasional dengan kontribusi sebesar 10,58% pada Januari – September 2025, dan menempatkan Jawa Timur sebagai provinsi dengan kontribusi terbesar kedua terhadap capaian kinerja ekspor nasional.
Khofifah melanjutkan, wujud komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mendukung pelaku usaha, baik eksportir maupun UKM/IKM siap ekspor telah dijalankan lewat berbagai program antara lain Misi Dagang Luar Negeri, Business Matching, Pameran, Pelatihan Ekspor, dan program pendukung lainnya.
Bulan Desember depan, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim akan menggelar misi dagang di Batam sekaligus menegaskan komitmen untuk mendukung pelaku IKM /UKM memperkuat jejaring dan bisa go internasional.
“Bulan depan Insya Allah kami menuju Batam untuk Misi Dagang, ini adalah misi kita untuk terus mendampingi pelaku IKM maupun UKM supaya bisa memperkenalkan produk unggulannya, kemudian bisa memperluas jangkauan pasar hingga ke luar negeri,” imbuhnya.
“Untuk itu kita mengajak untuk menjahit Nusantara bersama supaya bisa lebih memberikan kontribusi bagi Jawa Timur dan Indonesia,” tutupnya.
Di samping itu, lanjut Khofifah, Jawa Timur juga aktif melaksanakan Misi Dagang Luar Negeri. Sejak 2022 hingga 2025, telah digelar enam kali Misi Dagang, yakni Saudi Arabia dan Malaysia (2022), Timor Leste dan Hongkong (2023), dan Jepang (2024).
Serta pada tanggal 13 November lalu, telah dilakukan misi dagang dengan Singapura. Total nilai komitmen transaksi Misi Dagang di negara mitra selama kurun waktu 2022-2025 mencapai Rp 5,896 triliun yang terdiri dari 68 transaksi/kontrak dagang.
“Kami akan terus memberikan semangat dan dukungan bagi para pelaku ekspor Jawa Timur,” pungkasnya.









