Berita

Penerjemahan Berkualitas Jadi Kunci dalam Publikasi Internasional

24
×

Penerjemahan Berkualitas Jadi Kunci dalam Publikasi Internasional

Sebarkan artikel ini

Penerjemahan yang berkualitas menjadi aspek krusial dalam menyampaikan informasi kebijakan kepada masyarakat global.

Hal ini disampaikan Dosen Program Magister Linguistik Universitas Brawijaya dan Politeknik Negeri Malang (Polinema), Sugeng Haryanto, dalam acara bertajuk “IGID Goes to Campus: Sehat Itu Hak, Gizi Itu Nyata” yang digelar di Malang Creative Center, Kota Malang, Jumat (25/7/2025).

Dalam paparannya, Sugeng menjelaskan bahwa judul berita sebaiknya menggunakan bentuk present tense meskipun peristiwa dalam berita tersebut telah terjadi. “Kata kerja dalam judul yang ditulis dengan bentuk present tense akan lebih menarik perhatian pembaca,” ujar dia.

Ia menambahkan bahwa isi berita dapat ditulis menggunakan bentuk past tense ketika melaporkan sesuatu yang telah terjadi.

Sugeng Haryanto juga menekankan pentingnya variasi dalam pemilihan kata agar pembaca tertarik untuk membaca berita hingga selesai. “Usahakan untuk tidak menggunakan kata atau ungkapan yang sama secara berulang-ulang,” katanya.

Selain itu, ia menyarankan untuk sebisa mungkin menggunakan kalimat aktif yang benar, singkat, komunikatif, dan tidak mendua makna.

Baca Juga :  Indonesia - Alan Turing Institute Bahas Kerangka Tata Kelola AI Inklusif

Untuk kata-kata yang tidak dapat diterjemahkan, disarankan menggunakan huruf miring dengan penjelasan dalam kurung, atau menggunakan nama latin jika merujuk pada tanaman, binatang, dan sebagainya.

Sugeng juga mengingatkan pentingnya konsistensi dalam menerjemahkan nama organisasi dan jabatan sejak awal berita, serta penggunaan akronim yang perlu dijelaskan dalam Bahasa Inggris.

“Hindari kata-kata yang panjang, lebar, dan berulang-ulang. Jika memungkinkan, ubah kata benda dalam bahasa Indonesia menjadi kata kerja dalam bahasa Inggris untuk membuat kalimat terdengar lebih kuat,” jelas dia.

Dalam kesempatan yang sama, Penerjemah Ahli Madya Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Filmon Leonard Warouw, menyoroti studi artikel dari situs indonesia.go.id yang membahas Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai contoh pentingnya penerjemahan yang akurat dan kontekstual.

“Penerjemahan yang buruk bisa menyebabkan kesalahpahaman, penurunan kredibilitas, atau bahkan distorsi makna kebijakan,” ujar dia.

Menurut dia, terjemahan yang baik tidak hanya harus akurat secara makna, tetapi juga harus alami dalam gaya bahasa target, sesuai dengan konteks budaya dan kebijakan, serta mudah dipahami oleh pembaca internasional.

Baca Juga :  4.172 CPNS dan PPPK Pemprov Jatim Terima SK Pengangkatan, Gubernur Khofifah Tegaskan Pentingnya Konsistensi, Inovasi dan Sinergi

“Kita tidak sekadar mengalihkan bahasa, tetapi juga memastikan pesan dan maksud dari kebijakan itu sampai dengan benar dan utuh,” kata Filmon.

Ia juga menekankan bahwa dalam konteks komunikasi pemerintah, kualitas penerjemahan sangat memengaruhi persepsi publik terhadap suatu program atau kebijakan nasional di mata dunia.

Sementara itu, Penerjemah Ahli Muda Kementerian Komdigi, Donum Theo, turut menyoroti pentingnya penulisan caption atau keterangan foto yang menarik dan berdampak.

Menurut dia, keterangan visual yang baik mendukung pemahaman informasi dalam pemberitaan, khususnya pada media daring dan sosial.