Harga emas dunia terus mencetak rekor, didorong oleh memanasnya ketegangan antara Presiden AS Donald Trump dan The Fed, serta meningkatnya konflik dagang. Pada Selasa (22/4/2025), harga emas sempat mencapai US$3.500,5 per troy ons—rekor intraday tertinggi sepanjang masa—dan berada di level US$3.451,84 pada pukul 16.05 WIB.
Sehari sebelumnya, emas juga mencetak rekor penutupan baru di US$3.424,30, naik 2,91%. Kenaikan ini menimbulkan pertanyaan: sampai sejauh mana harga emas bisa terus melesat?
Goldman Sachs dan UBS memperkirakan harga emas akan terus naik hingga 2026. Goldman memproyeksikan harga mencapai US$3.700 pada akhir 2025 dan menembus US$4.000 pada pertengahan 2026. UBS mematok target US$3.500 pada Desember 2025—angka yang hampir tercapai hari ini.
Optimisme ini didorong oleh akumulasi besar-besaran dari bank sentral global, yang membeli lebih dari 1.200 ton emas selama 2024. Emas kini dipandang bukan hanya sebagai aset tradisional, tetapi sebagai alat strategis untuk diversifikasi cadangan devisa, terutama terhadap dolar AS.
Selain itu, emas makin dilirik sebagai aset safe-haven di tengah risiko resesi dan ketegangan geopolitik. Stabilitas harga emas saat pasar bergejolak memperkuat daya tariknya, dan analis meyakini tren ini akan berlanjut hingga 2026.