Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas enam truk produk ekspor Industri Kecil Menengah (IKM) Desa Devisa Jawa Timur dengan nilai total USD351,6 ribu atau setara Rp5,8 miliar. Pelepasan dilakukan dalam gelaran Festival Ekspor Jawa Timur 2025 yang berlangsung di PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Rabu (26/11).
Adapun produk yang dilepas pertama adalah Jahe Gajah senilai USD53.200 dengan tujuan Bangladesh. Kedua, Keripik Singkong senilai USD14.661 dengan tujuan Korea Selatan.
Berikutnya produk yang dilepas adalah produk mie kering . Produk unggulan ini dikirim ke Netherlands dengan total nilai ekspor mencapai USD6.686,40. Selanjutnya, produk kerupuk senilai USD200.000 dikirim ke India.
Kemudian, produk unggulan sepatu negara tujuan Korea Selatan dengan total nilai ekspor USD37.060. Dan yang terakhir, produk pakan ternak yang akan dikirim ke Australia total nilai ekspor USD40.000.
“Alhamdulillah hari ini kita melepas enam truk produk ekspor desa devisa ke enam negara. Semoga ini jadi pelecut bagi kita semua untuk terus meningkatkan produk IKM Desa Devisa supaya tumbuh dan berkembang lebih besar lagi,” ujar Khofifah.
“Di akhir tahun 2025, ini kado untuk Jawa Timur, _launching_ 72 Desa Devisa baru, sehingga per November 2025 terdapat 293 desa devisa di Jawa Timur. Ini tentunya juga kado untuk IKM dan Desa Devisa. Terimakasih LPEI yang telah membina dan mendampingi,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah mengajak seluruh pemangku kepentingan atau _stakeholder_ untuk semakin memperkokoh kolaborasi dalam meningkatkan daya saing ekspor Jawa Timur.
“Untuk Desa Devisa kali ini kontainernya dibantu oleh Pelindo III. Memang penguatan demi penguatan, fasilitasi demi fasilitasi bagi eksportir pemula dengan produk desa devisa membutuhkan support dari kita semua. Terima kasih kepada semua pihak atas sinerginya,” katanya.
“Semua institusi maupun _stakeholder_ bahkan pelaku IKM Desa Devisa, yang telah memberikan penguatan serta sinergitas yang terbangun hari ini menurut saya sangat komprehensif makan saya mohon bisa dijaga, dikuatkan intensitas koordinasi. Untuk berikutnya, semoga bisa bersama-sama saling memberikan penguatan,” imbuhnya.
Festival ini merupakan hasil sinergi antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur, PT Pelindo Regional III, dan Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) DPD Jawa Timur, sebagai upaya memperkuat ekosistem ekspor khususnya melalui pengembangan Desa Devisa.
Lebih lanjut, Khofifah menyebut, Pemprov Jatim terus menggelar Misi Dagang diberbagai provinsi khususnya Indonesia Bagian Timur agar bisa ikut membantu memberikan kemudahan akses utamanya terkait produk unggulan Desa Devisa didaerahnya dengan menjadikan Jatim sebagai _pilot project_.
“Hilirisasi dari berbagai rempah itu luar biasa. Saya rasa mereka cukup _advance_, aksesnya harus dibantu. Maka kita mengajak untuk maju bersama untuk merajut nusantara supaya bisa lebih substansif dan produktif lagi ke depannya,” jelasnya.
Tak hanya melepas produk ekspor, Gubernur Khofifah juga menyaksikan penandatanganan hasil Business Matching oleh empat UKM Ekspor dengan Atase Perdagangan Malaysia. Empat UKM tersebut diantaranya Sang Bamboo dengan Cemara Ayu SDN BHD (Komoditi Kerajinan Topi & Anyaman Pandan) senilai Rp3,9 triliun.
Kedua, Dona Doni dengan Cemara Ayu SDN BHD (Komoditi Keranjang Handuk) senilai Rp44 juta. Selanjutnya, CV Temon Agro dengan Orient Biotech BHD (Komoditi Gula Aren) Senilai Rp198 juta. Terakhir, PT Grow Artha Rimpang dengan Nad Masroni (Komoditi Minuman Seduhan Herbal) senilai Rp77,7 juta.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim, Iwan, mengatakan Festival Ekspor 2025 diselenggarakan untuk memperkuat neraca perdagangan luar negeri serta mengapresiasi para pelaku ekspor.
“Festival Ekspor Jatim dilaksanakan untuk meningkatkan neraca perdagangan luar negeri Jawa Timur, mempererat kerjasama antara pemerintah Provinsi Jawa Timur dan instansi terkait serta memberikan semangat dan apresiasi bagi para pelaku ekspor Jawa Timur. Ada 40 stand eksportir dan IKM serta stand layanan pelaku usaha ekspor,” kata Iwan.
“Kami juga melaksanakan business matching antara 10 pelaku usaha dengan buyer dari Malaysia. Selanjutnya mereka melaksanakan penandatanganan LoI (Letter of Intent) dari empat pelaku usaha Jawa Timur, dengan nilai total USD239,52 juta atau Rp3,95 triliun,” pungkasnya.
Selain menyaksikan penandatanganan LoI, Gubernur Khofifah turut meresmikan 72 Desa Devisa baru dan menyerahkan penghargaan kepada UKM pendukung ekspor. Untuk kategori pemerintah, Kota Kediri dan Kabupaten Malang dinobatkan sebagai pemenang
Turut hadir dalam kegiatan ini Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati, Wakil Bupati Malang Lathifah Shohib dan Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Sukatmo Patmosukarso.









