Politik & Pemerintahan

Zulfahmy Wahab: Kasus Hibah Diseret Jadi Alat Serang Politik, Khofifah Dikorbankan

14
×

Zulfahmy Wahab: Kasus Hibah Diseret Jadi Alat Serang Politik, Khofifah Dikorbankan

Sebarkan artikel ini

Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur, Zulfahmy Wahab, angkat bicara soal perkembangan penanganan kasus dugaan korupsi dana hibah di Jawa Timur oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia menilai bahwa kasus yang semula merupakan proses hukum kini telah berkembang menjadi komoditas politik yang diarahkan untuk menyudutkan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Menurut Zulfahmy, munculnya narasi dan pemberitaan yang gencar menyoroti pemanggilan Khofifah oleh KPK telah menimbulkan kesan penggiringan opini publik secara tendensius. "Kasus ini mulai bergeser dari substansi hukumnya. Saya melihat ada pihak-pihak yang sengaja membentuk opini publik agar seolah-olah Gubernur Khofifah terlibat langsung dalam kasus ini, padahal beliau hanya dimintai keterangan sebagai bagian dari prosedur biasa," ujarnya dalam keterangan kepada media, Jumat (4/7/2025) di Jakarta.

Zulfahmy menyebut, pemberitaan di sejumlah media dan narasi yang berkembang di media sosial tidak lagi mengedepankan asas praduga tak bersalah. Ia menilai Khofifah telah dijadikan obyek serangan personal yang cenderung mengarah pada pembunuhan karakter. "Ini sangat tidak adil. Hanya karena beliau tokoh yang punya elektabilitas tinggi dan banyak prestasi, lalu digiring seolah-olah bersalah, padahal belum ada fakta hukum apapun yang mengarah ke sana," jelasnya.

Baca Juga :  Pelantikan Kepala Daerah Non-Sengketa dan Hasil Putusan Dismissal Dijadwalkan Serentak

Pria yang akrab disapa Bang Zul ini menegaskan bahwa keterlibatan Khofifah dalam proses penyelidikan hanyalah dalam kapasitas sebagai pejabat eksekutif Provinsi Jawa Timur. "Apa yang dilakukan KPK merupakan bagian dari prosedur pencarian informasi, dan semua pihak yang terkait dengan mekanisme dana hibah tentu perlu dimintai keterangan. Itu bukan berarti otomatis bersalah," katanya.

Ia pun mengingatkan agar publik tetap menjaga nalar sehat dan tidak terpancing oleh framing yang dibangun oleh pihak-pihak tertentu. "Memang ada aroma tidak sedap, dimana pemanggilan Ibu Khofifah dijadikan momentum untuk menyerang secara politik. Ini ironis, karena beliau justru dikenal sebagai salah satu kepala daerah yang bersih, progresif, dan memiliki integritas tinggi."

Zulfahmy juga membandingkan bahwa dalam kasus yang sama, beberapa tokoh lain juga disebut-sebut oleh KPK. “Ada nama La Nyalla Mattalitti, ada juga Abdul Halim Iskandar yang sempat dikaitkan. Tapi serangan kepada mereka tidak segencar kepada Ibu Khofifah. Ini karena beliau adalah tokoh besar yang populer secara nasional, dan sedang dalam performa terbaiknya sebagai kepala daerah,” paparnya.

Baca Juga :  Peringati Hari Desa Ke-11, Mendagri Ajak Hidupkan Desa dan Tekan Laju Urbanisasi

Menurutnya, serangan terhadap Khofifah lebih dipicu oleh kalkulasi politik menjelang kontestasi Pilkada maupun konstelasi nasional. Ia melihat ada skenario untuk menjegal langkah Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu dalam menapaki pentas nasional. “Ada kekhawatiran dari pihak tertentu, sehingga langkah-langkah politik beliau coba direm dengan cara-cara yang tidak etis,” tambahnya.

Meski demikian, Zulfahmy menyampaikan keyakinannya bahwa KPK akan tetap profesional dan tidak akan terjebak dalam pusaran kepentingan politik. Ia percaya lembaga antirasuah itu akan bekerja berdasarkan fakta hukum, bukan opini publik yang dikendalikan.

“Saya percaya KPK tetap independen dan objektif dalam menangani perkara ini. Saya juga percaya, Ibu Khofifah memiliki ketangguhan sebagai tokoh NU dan pemimpin yang sudah teruji. Beliau akan mampu menghadapi ujian ini dengan kepala tegak,” pungkas mantan aktivis PB PMII ini.