Ekonomi Bisnis

Gubernur Khofifah Tegaskan Jeruk Siam Madu Tutur Punya Peluang Pasar dan Hilirisasi Ekonomi yang Sangat Besar

6
×

Gubernur Khofifah Tegaskan Jeruk Siam Madu Tutur Punya Peluang Pasar dan Hilirisasi Ekonomi yang Sangat Besar

Sebarkan artikel ini

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memuji potensi besar pengembangan Jeruk Siam Madu di Desa Kayu Kebek, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, yang dinilai memiliki cita rasa unggul, produktivitas tinggi, dan prospek ekonomi menjanjikan bagi petani serta masyarakat setempat.

Pujian tersebut disampaikan Gubernur Khofifah saat melakukan panen dan petik buah jeruk di Kebun Jeruk milik Haji Super, Selasa minggu lalu. 

Dalam kesempatan itu, ia menyebut bahwa Jeruk Siam Madu Tutur memiliki karakter rasa manis alami seperti madu, menjadi salah satu produk hortikultura unggulan Jawa Timur yang dapat dikembangkan lebih luas. Terlebih karena dibudidayakan di wilayah dataran tinggi  yang memiliki kondisi suhu, iklim, dan tanah yang sangat mendukung.

“Rasanya manis dan sangat segar. Buah jeruk ini menjadi produk hortikultura unggulan dari Kecamatan Tutur,” ujarnya

“Kecamatan Tutur terletak diketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut, ini adalah wilayah pegunungan yang ideal dan potensial untuk budidaya produk holtikultura,” imbuhnya. 

Khofifah menjelaskan, keunggulan Jeruk Siam Madu tidak hanya terletak pada cita rasanya, namun juga pada siklus panennya yang lebih cepat. Hal ini menjadikan produksi jeruk setempat dapat berlangsung berkelanjutan.

Baca Juga :  Gubernur Khofifah Resmikan 3 Zona KHAS Baru dan Targetkan Jatim Jadi Pusat Ekosistem Halal Nasional

“Jangka waktu panen buah Jeruk ini cukup cepat. Jadi kalau mupus langsung berbunga lagi, setelah dipetik langsung bunga. Jadi buahnya tidak berhenti tumbuh,” katanya.

Karena potensi itulah, Khofifah mendorong agar penguatan produksi dan pemasaran jeruk dilakukan secara lebih terintegrasi. Ia juga menyebut Desa Kayu Kebek memiliki peluang besar dikembangkan sebagai desa wisata agrikultur. Pengembangan ini diharapkan akan semakin meningkatkan produksi Buah Jeruk di Jatim.  Produksi Jeruk di Jatim di tahun 2024 mencapai 1.406.415 ton, kontribusi terhadap nasional mencapai 49,7 persen.

“Kita harus dukung karena Desa ini punya potensi desa wisata yang cukup strategis. Kita konsultasikan dengan Disbudpar (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) supaya berdampak positif  pada perekonomian masyarakat. Untuk hasil budidaya jeruk, kita optimalkan juga produksi dan pemasarannya,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kayu Kebek, Yudha, mengatakan bahwa wilayahnya memiliki banyak potensi mulai dari pertanian hingga peternakan. Ia berharap kehadiran Gubernur dapat membantu mempromosikan Jeruk Siam Madu agar semakin dikenal dan memiliki nilai daya saing lebih tinggi.

Baca Juga :  Gubernur Khofifah Motivasi Siswa SMAN 5 Surabaya untuk Maksimalkan Hasil TKA Gelombang Kedua

“Harapan kami nanti di tahun 2026 dan selanjutnya menjadikan Desa Kayu Bebek dan desa lainnya di Kecamatan Tutur sebagai Desa destinasi wisata yang merupakan Desa penyangga Gunung Bromo,” kata Yudha.

“Semoga sektor pertanian maupun peternakan disini memiliki daya saing yang tinggi,” imbuhnya.

Yudha menjelaskan, Jeruk Siam Madu memiliki keunggulan ukuran yang besar dan cita rasa yang kuat. Ia memastikan proses budidaya dilakukan secara terkontrol mulai dari penanaman hingga panen.

“Penunjang utama kami adalah pengolahan, jadi pengolahan kita maksimalkan mulai dari awal sampai panen. Kita pakai pupuk kandang, intinya kita maksimalkan pupuk organik,” terangnya.

“Jeruk kami sangat besar ukurannya. Mungkin sekilo berisi 6-7 buah. Kalau pemasarannya tergantung pengepul juga, daerah Jawa sampai ke Jakarta bahkan Pontianak,” pungkasnya.